Selasa, 23 Juni 2009

LEGENDA DAN SEJARAH DESA HARJODOWO KECAMATAN KUWARASAN

LEGENDA DAN SEJARAH DESA HARJODOWO
KECAMATAN KUWARASAN

A.LEGENDA DESA
Desa Harjodowo berasal dari suku kata Harjo (berarti Makmur), dan Dowo (berarti langgeng). Dalam pengertian istilah dari nama tersebut adalah bahwa harjodowo adalah desa yang diharapkan makmur sepanjang masa.
Desa Harjodowo merupakan Desa Blengketan (bahasa jawa) yang artinya gabungan dari dua dusun/dukuh yakni Dusun Luangandawa dan Dusun/dukuh Arnan. Antara dua dusun/dukuh tersebut dibatasi oleh area persawahan.
Nama dukuh Luangandawa dinamai demikian konon dahulu ada sebuah luangan (sungai kecil) yang memetong desa memanjang sampai perbatasan Kalipurwo, luangan tersebut terdapat di sebelah selatan (kidul) desa. Dan sampai sekarang bekas sungai tersebut masih kelihatan, utamanya kalau musim penghujan terlihat jalur dalam merupakan genengan aiar, sedangkan musim kemarau tanah terlihat ada jalur yang lebih dalam (lekukan) memanjang menyerupai sungai. Dan daerah tersebut merupakan tanah yang subur utamnya kalau musim kemarau untuk ditanami palawija; sedangkan pada musim penghujan sering terendam banjir dan bahkan daerah lekukannya tidak bisa ditanami, dan menurut legenda di daerah tersebut ada ikan gabus besar sebagai penunggu kawasan tersebut.
Di area persawahan Desa Harjodowo utamanya di daerah/kawasan luangan dawan dikenal beberapa nama kawasan atau daerah, yang menurut lagendanya adalah sebagai baerikut :
1.Sibokong.
Daerah ini merupakan daerah persawahan. Dinamai Sibokong karena daerah tersebut pada musim hujan cukup dalam mencapai bokong (pantat) orang dewasa. Sehingga daerah tersebut diberi nama sibokong. Dan daerah ini banyak lintahnya karena selalu tergenang air.
2.Siadem.
Dulu kawasan persawahan ini sangat subur dan panennya sangat baik, namun di daerah ini ada areal persawahan yang sangat jelek hasil panennnya (sering gagal panen). Untuk mengatasi masalah tersebut pemilik sawah daerah itu mengadakan semedi, dan dari hasil semedinya tersebut memperoleh petunjuk bahwa untuk menggarap sawah di daerah itu harus menggunakan sesaji yang disebut sesaji Adem. Sesaji adem dimaksud adalah makanan yang adem (bahasa jawa) anyep/hambar tanpa bumbu dan garam. Sesaji tersebut berupa: ketan, ikan lele, srundeng, pisang ambon, degan ijo (kelapa muda yang berwarna hijau) sesaji komolit.
3.Sijeruk
Legenda lokasi persawahan ini berasal dari legenda yang konon dahulu ada pohon jeruk yang kemudian berubah menjadi pohon kemuning, dan pohon kemuning tersebut berubah menjadi pohon asem; dan sampai sekarang pohon asem tersebut masih ada dan diyakini sebagai jelmaan dari pohon jeruk, sehingga daerah tersebut diberi nama Sijeruk. Kawasan ini terkenal dengan jangkrik yang berwearna hitam (jangkrik jalitheng). Dalam musim panen sesaji yang dibuat penduduk adalah : sambal ikan bethik, pepes bekatul dengan kalapa hijau komplit.
4.Pacor (setapak, ngocor).
Lagenda lokasi persawahan ini berasal dari ditemukannnya sumber air yang muncul pada tapak kaki orang berjalan. Kajadian tersebut adalah pada musim kemarau, ada seorang bernama ramjani yang menemukan air di bekas telapak kaki, air tersebut ngecor (bahasa jawa) dipergunakan untuk menyirami sawah yang luas tidak pernah habis. Dengan demikian kawasan ini diberi nama SiPacor.
Sesuai dengan adat jawa sesajen untuk daerah ini adalah : kebo singkuling, yang menurut kepercayaan penduduk bila pada saat mau tanam atau mau panen bila tidak dilakukan sesaji selalu memakan korban yakni ada orang yang meninggal.

Disamping legenda kawasan persawahan tersebut ada beberapa legenda yang sampai saat ini dipercai oleh masyarakat lainnya yakni :
1.Legenda Samir
Konon dahulu ada seorang si Mbah yang pekerjaannya mengembala kerbau, dan mbah tersebut bernama Samir. Mbah samir ini dalam melakukan pekerjaannya selalu berangkat pagi dan biasanya kurang lebih setiap jam 11.00 siang dikirim makanan ke ladang gembalanya. Suatu waktu entah lupa atau bagaimana kejadiannnya Mbah Samir tidak dikirim makanan; karena merasa jengkel dia menghilang sampai sekarang.
Menurut legenda beliau masih sering terlihat di malam hari ikut bermain dengan anak-anak pada saat bermain jonjangan (permainan jawa). Sebelumnya mbah Samir berpesan bahwa sawah didaerah gembalannnya tersebut tidak boleh digarap oleh orang lain selain dari keluarga dan keturunan daerah tersebut.
Sesaji untuk daerah tersebut adalah : ayam panggang segeluntung, cengkaruk, gula kelapa, pisang raja ijo, rokok lintingan, wedang kopi, wedang teh, ketupat, dan lepet.
2.Legenda Benda.
Dahulu ada sebatang pohon kayu benda yang sangat besar, dan kayu tersebut setiap ditebang tumbuh lagi tak pernah mati; karena tidak ada yang bisa menumbangkan pohon tersebut, maka diberikan sesaji berupa pepesan bekatul, gula kelapa, degan kelapa ijo, dan pisang raja ambon hiujau. Dan setelah diberi sesaji tersebut maka pohon tersebut dapat ditebang.
3.Pilihan Kepala Desa
Desa Harjodowo bila akan mengadakan Pemilihan Kepala Desa, sesajinya adalah:
a. Komaran kompliot.
b. Senjang kawung
c. Kebaya Ijo Gadung
d. Kangsi tawon
Semua sesaji tersebut ditempatkan kedalan tenong (tempat jajan jawa), diletakkan di Balai Desa (tempat pemilihan).
4.Acara sedekah Bumi
Acara sedekah Bumi, desa Harjadowo yang menjadi agenda rutin yang disebut sedekah Bumi, yakni sebagai rasa sukur atas hasil panenan, acara tersebut dilaksanakan setlah panen selesai.

Beberapa Larangan yang perlu dihendari:
1.Pada bulan Suro hendaknya dihindari untuk mengadakan pesta pernikahan, khitanan dan beberapa walimahan lainnya.
2.dalam acara walimah khitanan tidak boleh ada peralatan yang mengantung, seperti gong, kuda lumping, wayang kulit dan sebagainya.
3.bila ada yang meninggal hari kamis malam jum’at kliwon, maka makannya harus ditunggu selama 7 hari 7 malam. Karena dikhawatirkan ada orang yang mencuri mori mayat tersebut, karena potongan murinya dapat dijadikan jimat yang sifatnya nigatif

B. SEJARAH DESA
b. 1. Sejarah Pemerintahan Desa
1.TRUNAREJO
2.WARSITO
3.KARTA SENTIKA ( ……S/D 1929)
4.ASMAWIDJAJA ( 1932 S/D 1975).
Catatan :
Ada beberapa peristiwa pada jaman kepemimpinan Kepala Desa ini yaitu:
Pencalonan disandingkan ada dua peserta yakni :
- Kartawidjaja (luangan Dawa).
- Partawidjaja ( Arnan).
Setelah itu terjadi pembaharuan lagi yakni : peserta pemilihan kades
antara ATMAWIDJAJA dengan DALDIRI (Luangan Daya). Hal tersebut terjadi
setelah jaman kemerdekaan.
5.Ngalimun Djapar (1975 s/d 1989). Tandingannya pada saat Pilkades adalah
Sargono. Pada masa ini ada pergantian PJ. Yakni PJ. Ardjo Suwito (Kaur
Pembangunan).
6.Lukman Sobari (1991 s/d 1999),Tandingannya pada saat Pilkades adalah Soimun
dan Nasikin HS
7.Nasikin HS (1999 s/d 2007) Tandingannya pada saat Pilkades adalah Paryono dan
Supardi.
8.Slamet Raharjo ( 2007 s/d sekarang).Tandingannya pada saat Pilkades adalah
Sulijan.
b.2.Sejarah Pembangunan Pendidikan
Pada masa penjajahan Belanda di Harjodowo telah ada suatu sekolah yang hanya sampai kelas 3 (tiga), sekolah tersebut berlokasi di Luangandawa. Pada masa pemerintahan Jepang sekolah tersebut dibakar oleh Jepang, sehingga sejak itu di Harjadawa tidak ada sekolahan.
Pada masa pemerintahan Kepala Desa Asmawidjaja (1932-1975), kurang lebih tahun 1970-an diubangun sebuah Sekolah Dasar Negeri (sekarang SDN 2 Harjadawa). Sekolah Dasar Negeri Hasrjodowo lokasinya memanjang dari Barat ke Timur, hal tersebut dikarenakan lokasi tanahnya. Pembangunan pertama disebelah barat, pada tahun 1977 dibangun gedung Impres SDN yang menempati disebelah timurnya; dan pada tahun 1983 dibangun lagi disebelah barat nya. Sehingga di harjodowo lokasi SDN menjadi satu lokasi.
b.3.Sejarah Keadaan Kependudukan dan Pembangunan Lainya
Pada jaman penjajahan Jepang kurang lebih tahun 1942 terjadi musim kemarau panjang yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan pangan penduduk, kemarau tersebut selama kurang lebih 9 bulan. Makanan masyarakat harjadawa pada saat itu adalah ketela rambat, kehiduypan penduduk sangat sengsara pada masa ini.
Pada jaman Jepang ini oleh jepang diadakan kelompok Pemuda yang diberi nama ”Keybodan”, sedangkan pelatihnya disebut ”Sinedan”. Para anggotanya tersebut dilatih kemeliteran (perang-perangan). Seragam keybodan menggunakan topi yang terbuat dari anyaman pandan. Jepang juga membuat kelompok ”Peta” Pembela Tanah Air ; komandannya diosebut Heiho.
Pada masa itu utama musim penghujan keadaan penduduk sangat memprihatinkan yakni kurang pangan dan sandang, bahkan sandangan penduduk banyak yang dari bahan goni. Pada tersebut penduduk banyak kena penyakit kutu besar berwarna putih (seperti kutu yang ada di Kerbau). Maka pada masa itu penduduk banyak yang kena penyakit gudig/borok, serta kurang gizi. Pada masa ini penduduk Harjodowo jarangh mempunyai anak karena penduduk kekurangan makan. Makanan yang penduduk konsumsi sehari-hari adalah bonggol pohon pisang dan ampas ketela pohon (bodin) yang dibeli dari Daerah Sumpiuh (Banyumas).
Pada musim panen, petani harus menjual hasil panennya di Kelurahan dengan harga yang sangat murah, sementara penduduk yang miskin menjadi buruh untuk menumbuk padi, dan imbalannya adalah beras yang sangat sedikit. Petugas yang memberi upah menumbuk padi disebut dengan ”KUMICO” . Pada masa ini banyak penduduk yang meninggal. Bila yang meninggal itu orang miskin mereka tidak dibungkus kain kafan, melainkan dengan tikar atau daun. Dalam setiap harinya ada saja yang meninggal dunia antara dua sampai tiga orang, sehingga yang menguburkannnyapun sangat susah.
Masa Pendudukan Jepang pun berakhir, namun Belanda datang kembali. Kedatangan Belanda di Harjodowo ini dengan mengadakan daerah pembatasan yang disebut (STRASCO) yang menjadi batas adalah Kali Kemit sebelah timur, sedangkan sebelah barat nya disebut Rekomba (Republik Belanda).
Penduduk berusaha menghambat laju perjalanan Belanda dengan merusah infrastruktur seperti jalan, jembatan dan lainnnya. Di Harjodowo ada jembatan yang tidak bisa dirusak oleh penduduk karena saking kuat dan tebalnya, yakni jembatan Jentik (brug Jentik), di wilayah Adnan (Harjadawa Rt04 Rw I).
Pada tahun 1944 Belanda mengundang Para Lurah ke Sukareja. Pada masa ini Kepala Desa harjadowo dipimpin oleh Asma Widjaja. Karena pak lurah berhalangan kemudian diwakilkan kepada Bapak Kebayan Dulah Marsum. Namun ternyata Belanda sangat licik semua undangan oleh Belanda dibunuh, termasuk Dulah Marsum dan Pak Lurah Selamat dari pembunuhan tersebut karena tidak menghadiri undangan tersebut.
Pada masa Kemerdekaan RI, berdirnya paratai politik. Di Desa Harjodowo penduduk pun ikut ke-parataian tersebut, pada masa ini peran idiologis cukup kuat. Di desa Harjodowo ke-partaian ini terbelah :
- Masyumi (ditempatkan di Masjid Kuwarasan)
- Pesindo (ditempatkan di Kediaman Lurah Kuwarasan Bapak Pingi)
- OPR (Organisasi Pemnuda Rakyat) di Harjadowo.
Pemuda pada setiap hari dan lamanya keliling kampung menjaga keamanan dan menjaga jangan sampai kesusupan dari partai lain. Gejolak G30S PKI di Harjodowo tidak terlalu terganggu.
Pada saat Megawati menjadi Presiden, ada program penanaman pohon kelapa. Di Harjodowo yang diprogram penanaman pohon kelapa di sawah Sibarong; namun program tersebut gagal karena pada saat penenaman tersebut Sawah Sibarong terendam air, sehingga pohon kelapa mati. Dan dampak dari program tersebut berakibat pada sumur penduduk airnya bau busuk dan berwarna kebiru2an.
Pada tahun 1968 dibangun Masjid Nurrohim di Rt 03/01 pembangunannya di prakarsai oleh Bapak H. Sumeri, Ngisom, Khunan, Kaum Palil, Kartanimad, dan Pandi. Pondasi masjid menggunakan tanah bekas sekolah bekas pembangunan jaman belanda.
Ada beberapa pembangunan lainnya antara lain :
1.Masa Kepemimpinan Lusiman Sobari
a. pembangunan jembatan dekat kuburan arnas.
b. Pembangunan jembatan depan pak Suyudi
c. Balai Desa ambruk dan direhab.
d. Penambahan tiang listrik
e. Pembebasan lahan tanah Sutet.
2.Masa Kepemimpinan Nasihin HS
a. Pembangunan Makadam jalan
b. Pembangunan taklud
c. Ambanisasi
d. Pembangunan pagar balai desa
e. Paving halaman balai desa
f. Pembebesan tanah warga untuk pembangunan tanggul sungai trenggulun
g. ADD mulai turun
h. BPD dibentuk (Bapan Perwakilan Desa)
i. PPK (Program Pengembangan Kecamatan)
3.Masa Kepemimpinan Slamet Raharjo
a. Pengangkatan perangkat desa.
b. Pembangunan talud tambaksari
c. Pembebasan tanah warga untuk saluran irigasi dengan swadfaya masyarakat
d. PNPM (Program Nasionan pemberdayaan Masyarakat) masuk desa.
e. Rehap pembanguunan TK (MCK, pavingisasi, dan ruang bermain).

Diambil dari RPJMDes Desa Harjodowo

3 komentar :

  1. Salam Kenal Pak Mustika Aji

    Saya, tepatnya 03 Oktober 1979 lahir di desa Harjodowo Kec. Kuwarasan Kab. Kebumen dan saya juga sudah membaca sejarah desa Harjodowo,tapi yang membuat saya heran kenapa saya baru tahu sejarah desa Harjodowo padahal tempat-tempat yang di sebutkan semua oleh Pak Mustika Aji tentang desa Harjodowo saya tahu semua bahkan sudah saya datangi semua waktu masa kecil untuk bermain. walaupun sudah terlambat saya merasa berterima kasih pada Pak Mustika Aji krn apa yang menjadi teka-teki pertanyaan saya tentang desa harjodowo terjawab sudah. Maaf Pak Mustika Aji walau tepatnya Bulan Mei 2008 saya sudah pindah KTP ke Kabupaten Semarang, tepatnya Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang. Tapi jiwa saya merasakan masih menjadi Putra Harjodowo

    BalasHapus
  2. yth, pak Mustika Aji , saya telah membaca tulisan ini sangat berteima kasih sekali walaupun masih ada sedikit kekurangan tentang terjadinya kata ARNAN ,menurut cerita almarhum Tarmidi Bapak saya bahwa awalnya disebut ARNAN konon ceritanya berasal dari kata RENA (binatang ulat kecil yang tubuhnya mengeluarkan cahaya seperti pada binatang kunang-kunang) itu adalah zat fosfor.Menurut ceritanya orang pertama yang bedah trukah daerah itu bernama Mbah Nur Sariman dan istri isrinya yang dikenal Nyi Kopeng, karena banyaknya ulat tsb,maka diberilah nama ARNAN( Harjodowo Lor Sekarang ) Sebagai peninggalannya adalah makam 4 Orang dengan paling kanan Mbah Nur Sariman dan paling kiri Nyi Kopeng .Semua yang tertulis okey ,apalagi mbah Samir sekarang sawahnya dikerjakan oleh saudaraku. ( Masimin Mustopo, 06 - 01 -1954 )

    BalasHapus