Selasa, 23 Juni 2009

SEJARAH DESA KEBONSARI KEC.PETANAHAN

LEGENDA DAN SEJARAH DESA KEBONSARI
KEC.PETANAHAN

Kisah yang dipaparkan ini adalah sebuah cerita tentang keterkaitan antara seorang syekh yang pernah bermukim di desa Kebonsari, dan memiliki keterkaitan sejarah dengan penyebaran agama Islam di tanah jawa. Benar- atau tidaknya cerita ini, inilah penuturan dari tokoh kasepuhan di desa Kebonsari. Sebagai sebuah kekayaan daerah, tuturan kisah dalam versi ini kiranya bisa menjadi bahan kajian kita sebagai generasi muda, untuk lebih mengenal daerah leluhur kita.
Kentalnya Pengaruh Cerita Para Wali
Dalam ceritera, R.Patah yang membawa risalah rasul Muhammad adalah putra dari pernikahan putri Cempa-Cina dengan Raja Brawijaya-raja Majapahit yang terakhir. Versi dongeng, diberi nama Patah dari makna banyu patang wulan bali ngulon meng Cina. Dulu, ratu Sriwijaya alias sang ayah putri Cempa menciptakan Putri Cempa yang berwujud jin raksasa, dicipta menjadi putri cantik seperti putri di daerah tanah Jawa. Saat sudah menjadi cantik, ia berkeliling di seluruh tanah jawa membawakan seni lagu dan tari-tarian untuk dipertunjukkan. Ratu Brawijaya melalui Patih Gajah Mada, jatuh cinta pada putri Cempa dari Palembang dan ingin mempersunting menjadi istri sebagai istri ke-41. Setelah menikah dengan Raja Brawijaya, Putri Cempa hamil dan mengidam. Yang diinginkan Putri Cempa saat mengidam adalah rujak babi. Sebagai suami, Sang Prabu menuruti permintaan istrinya dengan memerintahkan kawulanya berburu babi dan memasaknya. Setelah makan, ternyata Putri Cempa yang cantik tiba-tiba berubah ke wujud semula, seorang raksasa.
Dengan perubahan wujud itu, Sang Putri menjadi malu dan segera terbang kembali ke tanah asal, Banyu patang wulan alias R. Patah dibawa serta. Sat kembali ke negerinya, Putri Cempa dipersunting oleh Arya Damar-Raja Palembang. Disana, lahirlah R. Patah. Sebagai ayah, Prabu Brawijaya berpesan agar Arya Damar tidak menghilangkan identitas R.Patah yang merupakan keturunan langsung dari Majapahit. Di kemudian hari R. Patah pergi menuntut ilmu ke Mesir sehingga ia menjadi seorang alim dan kelak menjadi penyebar ajaran Islam-Rasul di tanah jawa, bahkan menyerang ayah kandungnya sendiri yang berkuasa di Majapahit yang nota benenya pemegang tradisi dan kepercayaan Hindu. R. Patah adalah anak kandung dari putri Cempa, hasil dari pernikahan keduanya dengan Prabu Brawijaya. Sedangkan sebelumnya Putri Cempa sudah pernah menikah dan berputrakan Raden Husen.
R. Patah yang beranjak dewasa bertanya kepada ibunya tentang keberadaan ayah kandungnya. Setelah ibunya menceritakan sebenarnya darah siapa yang mengalir pada diri R. Patah, maka segera R. Patah ingin menyusul ayah kandungnya di Majapahit. Sebelum ia tiba di Majapahit, ia singgah dulu di Demak Bintoro dan diterima oleh Sunan Ampel. Oleh Sunan Ampel, R. Patah dinikahkan dengan cucunya-putri Mloko, dan dijadikan Bupati Demak Bintoro. Setelah cukup lama menetap di Bintoro, R. Patah ingin melanjutkan ke Majapahit. Di tengah jalan ia bertemu dengan Sunan Giri. Saat R. Patah menyatakan maksudnya, Sunan Giri melarang dia melanjutkan niatnya dengan alasan ilmu para wali yang sudah mengakar di tanah jawa, tidak boleh diganggu gugat, dirubah atau dicampuri oleh ajaran Islam yang berasal dari tanah Arab. Namun dalam kenyataannya, R. Patah yang kemudian bertemu dengan saudara tirinya R. Husen, menegakkan agama rasul di tanah jawa. Pada saat itulah para wali pemegang ajaran sinkretik mundur agar tidak terjadi pertentangan di kalangan umat. Secara garis besarnya, agama Rasul dipandang sebagai ajaran yang mengutamakan syariat sedangkan para wali dianggap sebagai pembawa ajaran tarekat. Sedangkan idealnya seorang umat adalah mengamalkan ilmu Rasul dan meneladani perilaku wali, namun sekarang tidak demikian.
Sejenak mengutip cerita tentang R. Patah yang dalam konsep ber-Islam, berbeda dengan Syech Abdul Awwal yang mendiami Kebonsari di kemudian hari, sekitar 900 tahun yang lalu. Berasal dari sejarah tutur, Syech Abdul Awal dulu bernama Mangkurat Mas, dari Yogyakarta, putra R. Pemanahan dari istri padmi/permaisuri. Anak Ki Ageng Pemanahan ada 2 yaitu Mangkurat Mas dan Mangkurat Kuning. Cerita berawal saat Ki Ageng berpesan kepada anaknya, lewat adiknya Ki Ageng Giring yang bermukim di Cirebon. Ki Ageng Pemanahan memberi wangsit jika suatu saat Ki Ageng mangkat, maka kekuasaan keraton Yogyakarta diserahkan kepada anak sulungnya, Mangkurat Mas. Namun begitu ayahnya meninggal, Ki Ageng Giring malah tidak peduli dengan amanah untuk menyerahkan titipan kekuasaan kepada Mangkurat Mas. Melalui patih Martapala-Martapura, terjadilah geger. Ki Ageng Giring tidak mau menyerahkan kerajaan kepada Mangkurat Mas. Hal ini menjadikan Mangkurat Mas memutuskan untuk pergi dari keraton. Dia mengembara. Dia berprinsip bahwa kekuasaan hanya akan akan menjadikan seseorang bertaruh. Mempertaruhkan segala sesuatu bahkan akhir ajal sekalipun, bertaruh demi kekuasaan. Dan akhirnya kekuasaan di Yogyakarta jatuh ke tangan Ki Ageng Giring. Mangkurat Mas pergi dari kerajaan, menuju ke arah barat.
Dalam satu cerita, pada suatu saat Ratu Yogyakarta yang merupakan permaisuri Ki Ageng Giring gering (sakit), Mangkurat Mas lah yang berhasil menyembuhkannya. Sesuai dengan janji yang diucapkan Ki Ageng Giring bahwa siapapun yang berhasil menyembuhkan istrinya akan dituruti segala permintaannya. Sebagai hadiah atas keberhasilannya, Mangkurat Mas muda meminta tanah seluas serban, yaitu bumi Mataram yang di kemudian hari ditempati, Kedungamba. Sebelumnya Ki Ageng Giring telah menawarkan tanah antara sebelah timur sungai Praga sampai Sitandu, namun Mangkurat Mas menolak. Mangkurat Mas hanya meminta tanah yang tidak begitu luas di Kedungamba, yang sekarang ini menjadi bagian dari desa Kebonsari. Karena merupakan tanah hadiah dari sultan maka Kedungamba disebut sebagai tanah Keputihan yang tiap tahunnya tidak terkena pajak ke Mataram, namun hanya menyetorkan bulu bekti atau glondhong pengareng-pengareng berupa padi, palawija, dll saja tiap tahun pada musim panen sado ke Mataram berpakaian jarit wiru dan blangkon. Saat menyerahkan bulu bekti, yang ikut sowan 7 orang sebagai perlambang martabat desa yaitu Lurah, Congkog, Carik, Kebayan, Kaum, Polisi dan Kamituwa. Oleh Mataram yang diberi kewenangan menjadi Lurah Kedungamba adalah Mangkurat Mas atau Syech Abdul Awwal. Begitu Belanda menyerang, barulah Kedungamba dikenai pajak. Kedungamba diambil dari makna, kedung artine jero lan amba, melambangkan begitu dalam dan luasnya ilmu wali yang dibawa oleh Syech Abdul Awwal.
Saat mengembara ke Kebumen, Syech Abdul Awwal sudah menamatkan ilmu dari pesantren dan menikah dengan putri keraton Solo/Surakarta yang bernama Jonggrang, belum sempat bekerja mengamalkan ilmunya namun sudah didahului dengan geger perebutan kekuasaan di Yogyakarta dan pendudukan Belanda di tanah jawa. Seumur hidup, Syech Abdul Awwal hanya mempunyai satu istri yaitu Nyai Jonggrang. Saat tiba di Kedungamba, Syech Abdul Awwal membawa rasa sedih karena terusir dari istananya. Saat tiba disini sudah ada sekitar 50 orang penduduk yang menghuni Kedungamba.
Di Kebonsari, Mangkurat Mas membawa ilmu para wali ibarat hanya sebulir padi/semenir, dipecah menjadi empat madzhab. Sembari bermukim disini, Mangkurat Mas memberikan wewarah kepada banyak orang tentang ilmu-ilmu para wali. Mangkurat Mas alias Syech Abdul Awwal punya banyak murid, diantaranya di Guyangan, Syech Sidakarsa dan Syech Abdul Rosyid. Sebagai seorang pembawa ajaran Islam Jawa/sinkretik/ilmu kebatinan/ilmu ratu tanah jawa, Syech seorang diri mengajarkan ilmunya di daerah ini. Ada tokoh lain yang dikenal yaitu Syech Abdul Muhyi, namun beliau membawa risalah Islam murni dari tanah Arab-Madinah.
Tempat bermukimnya Syech Abdul Awwal adalah di pedukuhan Kedungamba, desanya Grogol Beningsari. Namun begitu direbut oleh Belanda daerah ini termasuk desa Kebonsari, dan statusnya sudah tidak seistimewa saat menjadi desa keputihan mataram. Kebonsari mulai dikenai kewajiban pajak kepada Belanda. Semasa hidupnya, Syech memilih tempat yang sepi agar tidak ada yang mengganggu, beliau adalah seorang putra mahkota kerajaan yang terluka karena penghianatan sang paman.
Ada satu cerita menarik, suatu saat Syech ingat akan sebuah pesan yang tertulis di kitabnya untuk pergi ke tanah suci-naik haji. Sebagai wali yang berilmu tinggi, sekaligus menandakan kemuliaan akhlaknya, bersama sang istri, Syech melakukan perjalanan haji dengan cara terbang menggunakan “mancung” dari pohon kelapa.
Syech memiliki 2 putra yaitu ‘Abdul Rauf dan Jaya Ahmad. Di deretan makam, sebelah barat makam Syech adalah makam putra pertamanya, ‘Abdul Rauf. Konon ceritanya, Abdul Rauf adalah anak yang merasa selalu ingin mengungguli kedigdayaan ayahnya, misal jika ia menimba air, bukannya menggunakan wadah yang rapat malah menggunakan keranjang yang berlubang, angin yang berhembus juga berusaha ia kekang dengan diikat memakai selendang, dan berbagai perbuatan Abdul Rauf yang mengesankan ia ingin mengungguli kesaktian ayahnya. Putra yang bungsu menikah dengan seorang putri keturunan cina dari Semarang.
Di makam Syech kini didapati unggukan rumah rayap, yang disebut Unnur. Konon, jika di makam seseorang terdapat Unnur, menandakan orang tersebut adalah orang yang mulia dan luhur ilmunya.
Mulai disebut Kebonsari, sejak Belanda berkuasa. Sebelumnya desa ini adalah 3 desa yang berbeda, yaitu Kedungamba, Bogor, dan Kebonan. Ketiga desa tersebut digabung tahun 1927. Penggabungan desa tersebut disebut blengketan. Lurah pertama H.Ahmad Waktu itu kantor balai desa kedungamba belum ada, untuk perjalanan pemerintahan kantornya berada di rumah Kepala Desa. Baru ada kantor balai desa ketika pada masa Orde Baru..
Tahun 1941 jepang dating. Pada jaman Jepang penyakit yang mewabah adalah oedem/ abuh, gudigen, dan korengen. Kutu besar-besar menyerang warga saat penjajahan Jepang. Pada tahun 1944 Jepang pergi dan Belanda kembali datang untuk menyerang. Mereka berniat merusak bangunan mereka sendiri seperti sekolah dan pasar, tapi yang ada di Kebonsari hanya ada sekolah. Sekolah itu dulu dibakar oleh NICA. Tentara NICA adalah orang jawa yang ikut Belanda. Muncullah beberapa organisasi yang bertujuan melakukan perlawanan terhadap Belanda.
Suatu ketiak ada isu akan terjadi penyerangan oleh Belanda pada ahad kliwon. Tentara Belanda dari Puring, Petanahan dan Gombong sudah sampai daerah Salakan, tapi konon katanya desa Kebonsari kabur tidak terlihat. Rencananya Belanda mau menyerang lewat sungai tapi Belanda tidak bisa melihat juga baik siang maupun malam. Sebenarnya Belanda dan tentara kita sudah berhadap-hadapan tapi tidak jadi ada serangan. Di tempat ini juga dibuat dapur umum dan latihan.
Dahulu yang mengajari sekolah dan perang adalah Jepang sehingga ketika Belanda datang lagi kita sudah berani untuk melawan. Yang mengajari adalah orang jawa yang sudah diajari oleh Jepang. SR 3 tahun, terus ada sekolah diatas SR di Petanahan juga 3 tahun. Yang sekolah disana ada 34 anak, kelas 1 dan 2, sampai kelas 3 hanya tinggal 22 anak.
Jadwal pelajaran di sekolah hari sabtu latihan perang-perangan/olah raga, senin oseh-oseh/cari belalang (walang), selasa nembang/nyanyi lagu Jepang, rabu berhitung, kamis menulis, jum’at bersih-bersih. Berangkat jam 7 sampai 10 pagi (kelas 1), kelas 2 jam 9-12. Kebanyakan siswa putra. Orang jaman dulu masih beranggapan lebih baik bekerja untuk memenuhi kebutuhan makan daripada sekolah. Kalau sekarang sudah banyak yang sekolah karena dari pihak orang tua sudah ada dorongan dan kemauan anak-anaknya juga ada.
Jaman dahulu tiap perayaan kemerdekaan, anak-anak sekolah berkumpul di Kecamatan. Para orang tua membuat syukuran. Pekerjaan penduduk sejak dulu memang pengrajin lambar-anyaman bamboo, hanya sebagian yang menjadi petani-pemilik sawah. Kalau ada orang yang baru pulang dari perantauan yang ditunggu-tunggu adalah pakaian, jas hitam. Program pemerintah waktu dulu yang maju adalah pertanian, untuk desa Kebonsari adalah jenis padi. Selama ini baru sekali terjadi banjir, penyebabnya hujan lebat yang lama sehingga air meluap dari sungai dan sawah ke perumahan penduduk. Hingga saat ini belum pernah terjadi bencana yang dampaknya sangat merusak.



Cerita Syech H Abdul Awwal

Berasal dari sejarah tutur, Syech dulu bernama Mangkurat Mas, dari Yogyakarta, putra R. Pemanahan dari istri padmi. Anak Ki Ageng Pemanahan ada 2 yaitu Mangkurat Mas dan Mangkurat Kuning. Cerita berawal saat Ki Ageng berpesan kepada anaknya, lewat adiknya Ki Ageng Giring yang bermukim di Cirebon. Ki Ageng Pemanahan memberi wangsit jika suatu saat Ki Ageng mangkat, maka kekuasaan keraton Yogyakarta diserahkan kepada anak sulungnya, Mangkurat Mas. Namun begitu ayahnya meninggal, Ki Ageng Giring malah tidak peduli dengan amanah untuk menyerahkan titipan kekuasaan kepada Mangkurat Mas. Melalui patih Martapala-Martapura, sehingga terjadi geger dan menjadikan Mangkurat Mas pergi dari keraton dengan prinsip bahwa kekuasaan hanya akan akan menjadikan seseorang bertaruh dan mungkin sampai di akhir ajal, hanya akan bertaruh dan memperebutkan kekuasaan saja. Dan akhirnya kekuasaan di Yogyakarta jatuh ke tangan Ki Ageng Giring, sedangkan Mangkurat Mas pergi dari kerajaan, menuju ke arah barat dan sampai di seputar desa yang sekarang ini disebut Kebonsari.
Pada satu saat datanglah Raden Patah putra dari Prabu Brawijaya V-Raja Majapahit terakhir ke tanah jawa. Kedatangan R. Patah menjadikan tanah jawa geger karena dia bermisi menundukkan negara Pandawa tengah. Pada saat itu Mangkurat Mas yang juga dikenal sebagai Syech Abd. Awal sudah bermukim di Kebonsari, meski namanya belum Kebonsari. Lama-kelamaan, Di Kebonsari, Mangkurat Mas membawa ilmu para wali ibarat hanya sebulir padi/semenir, dipecah menjadi empat madzhab. Sembari bermukim disini, Mangkurat Mas memberikan wewarah kepada banyak orang tentang ilmu-ilmu para wali.
Kedatangan R. Patah ke tanah jawa diikuti dengan proses penyerangan perilaku ibadah umat-umat Islam yang merujuk pada ajaran wali, digeser dengan ilmu agama suci dari tanah Saudi-ajaran Rasul Muhammad saw. Awalnya di tanah jawa yang diamalkan ilmu Kuntadewa.
Di Kebumen, Mangkurat Mas alias Syech Abdul Awwal punya banyak murid, diantaranya di Guyangan, Syech Sidakarsa dan Syech Abdul Rosyid. Sebagai seorang pembawa ajaran Islam Jawa/sinkretik/ilmu kebatinan/ilmu ratu tanah jawa, Syech seorang diri mengajarkan ilmunya di daerah ini. Ada tokoh lain yang dikenal yaitu Syech Abdul Muhyi, namun beliau membawa risalah Islam murni dari tanah Arab. Abdul Muhyi anak dari panembahan Sultan Imam Mahdi dari tanah Madinah.
Begitu lama merasa cukup lama bermukim di Kebumen, Syech ingat akan sebuah pesan yang tertulis di kitabnya untuk pergi ke tanah suci-naik haji. Pada saat Syech naik haji, beliau menggunakan “mancung” dari pohon kelapa. Keajaiban itu bisa diwujudkan karena ilmu kebijaksanaan yang dimiliki oleh Sang Syech.
Saat mengembara ke Kebumen, Syech Abdul Awwal sudah menamatkan ilmu dari pesantren dan menikah dengan putri keraton Solo/Surakarta yang bernama Jonggrang, belum sempat bekerja mengamalkan ilmunya namun sudah didahului dengan geger perebutan kekuasaan di Yogyakarta dan pendudukan Belanda di tanah jawa. Seumur hidup, Syech Abdul Awwal hanya mempunyai satu istri yaitu Nyai Jonggrang.
Dalam ceritera, R. Patah yang membawa risalah rasul Muhammad adalah putra dari pernikahan putri Cempa-Cina dengan Raja Brawijaya-raja Majapahit yang terakhir. Versi dongeng, diberi nama Patah dari makna banyu patang wulan bali ngulon meng Cina. Dulu, ratu Sriwijaya alias sang ayah putri Cempa menciptakan Putri Cempa yang berwujud jin raksasa, dicipta menjadi putri cantik seperti putri di daerah tanah Jawa. Saat sudah menjadi cantik, ia berkeliling di seluruh tanah jawa membawakan seni lagu dan tari-tarian untuk dipertunjukkan. Ratu Brawijaya melalui Patih Gajah Mada, jatuh cinta pada putri Cempa dari Palembang dan ingin mempersunting menjadi istri sebagai istri ke-41. Setelah menikah dengan Raja Brawijaya, Putri Cempa hamil dan mengidam. Yang diinginkan Putri Cempa saat mengidam adalah rujak babi. Sebagai suami, Sang Prabu menuruti permintaan istrinya dengan memerintahkan kawulanya berburu babi dan memasaknya. Setelah makan, ternyata Putri Cempa yang cantik tiba-tiba berubah ke wujud semula, seorang raksasa. Dengan perubahan wujud itu, Sang Putri menjadi malu dan segera terbang kembali ke tanah asal, Banyu patang wulan alias R. Patah dibawa serta. Sat kembali ke negerinya, Putri Cempa dipersunting oleh Arya Damar-Raja Palembang. Disana, lahirlah R. Patah. Sebagai ayah, Prabu Brawijaya berpesan agar Arya Damar tidak menghilangkan identitas R.Patah yang merupakan keturunan langsung dari Majapahit. Di kemudian hari R. Patah pergi menuntut ilmu ke Mesir sehingga ia menjadi seorang alim dan kelak menjadi penyebar ajaran Islam-Rasul di tanah jawa, bahkan menyerang ayah kandungnya sendiri yang berkuasa di Majapahit yang nota benenya pemegang tradisi dan kepercayaan Hindu. R. Patah adalah anak kandung dari putri Cempa, hasil dari pernikahan keduanya dengan Prabu Brawijaya. Sedangkan sebelumnya Putri Cempa sudah pernah menikah dan berputrakan Raden Husen.
Awal sebelum R. Patah mengetahui keberadaan ayah kandungnya, ia bertanya kepada ibunya. Setelah ibunya menceritakan sebenarnya darah siapa yang mengalir pada diri R. Patah, maka segera R. Patah ingin menyusul ayah kandungnya di Majapahit. Sebelum ia tiba di Majapahit, ia singgah dulu di Demak Bintoro dan diterima oleh Sunan Ampel. Oleh Sunan Ampel, R. Patah dinikahkan dengan cucunya-putri Mloko, dan dijadikan Bupati Demak Bintoro. Setelah cukup lama menetap di Bintoro, R. Patah ingin melanjutkan ke Majapahit. Di tengah jalan ia bertemu dengan Sunan Giri. Saat R. Patah menyatakan maksudnya, Sunan Giri melarang dia melanjutkan niatnya dengan alasan ilmu para wali yang sudah mengakar di tanah jawa, tidak boleh diganggu gugat, dirubah atau dicampuri oleh ajaran Islam yang berasal dari tanah Arab. Namun dalam kenyataannya, R. Patah yang kemudian bertemu dengan saudara tirinya R. Husen, menegakkan agama rasul di tanah jawa. Pada saat itulah para wali pemegang ajaran sinkretik mundur agar tidak terjadi pertentangan di kalangan umat. Secara garis besarnya, agama Rasul dipandang sebagai ajaran yang mengutamakan syariat sedangkan para wali dianggap sebagai pembawa ajaran tarekat. Sedangkan idealnya seorang umat adalah mengamalkan ilmu Rasul dan meneladani perilaku wali, namun sekarang tidak demikian.
Di Kebumen, tempat mukim Syech Abdul Awwal adalah di pedukuhan Kedungamba, desanya Grogol Beningsari. Namun begitu direbut oleh Belanda daerah ini termasuk desa Kebonsari. Kedungamba diambil dari makna, kedung artine jero lan amba, melambangkan begitu dalam dan luasnya ilmu wali yang dibawa oleh Syech Abdul Awwal. Saat tiba di Kedungamba, Syech Abdul Awwal membawa rasa sedih karena terusir dari istananya. Saat tiba disini sudah ada sekitar 50 orang penduduk yang menghuni Kedungamba, namun hingga kini sulit ditelusuri siapakah mereka dan berasal dari mana.
Satu cerita lagi, pada suatu saat Ratu Yogyakarta yang merupakan permaisuri Ki Ageng Giring gering (sakit), Mangkurat Mas lah yang berhasil menyembuhkannya. Sesuai dengan janji yang diucapkan Ki Ageng Giring bahwa siapapun yang berhasil menyembuhkan istrinya akan dituruti segala permintaannya. Sebagai hadiah atas keberhasilannya, Mangkurat Mas muda meminta tanah seluas serban, yaitu bumi Mataram yang di kemudian hari ditempati, Kedungamba. Sebelumnya Ki Ageng Giring telah menawarkan tanah antara sebelah timur sungai Praga sampai Sitandu, namun Mangkurat Mas menolak. Karena merupakan tanah hadiah dari sultan maka Kedungamba disebut sebagai tanah Keputihan yang tiap tahunnya tidak terkena pajak ke Mataram, namun hanya menyetorkan bulu bekti atau glondhong pengareng-pengareng berupa padi, palawija, dll saja tiap tahun pada musim panen sado ke Mataram berpakaian jarit wiru dan blangkon. Saat menyerahkan bulu bekti, yang ikut sowan 7 orang sebagai perlambang martabat desa yaitu Lurah, Congkog, Carik, Kebayan, Kaum, Polisi dan Kamituwa. Oleh Mataram yang diberi kewenangan menjadi Lurah Kedungamba adalah Mangkurat Mas atau Syech Abdul Awwal. Begitu Belanda menyerang, barulah Kedungamba dikenai pajak. Zaman dulu, orang-orang tidak
Deretan makam yang ada di kanan-kiri Syech Abdul Awwal :
Sebelah barat Syech adalah makam putranya Abdul Rauf yang konon ceritanya ia selalu ingin mengungguli ayahnya, misal jika ia menimba air, bukannya menggunakan wadah yang rapat malah menggunakan keranjang yang berlubang, angina yang berhembus juga berusaha ia kekang dengan diikat memakai selendang, dan berbagai perbuatan Abdul Rauf yang mengesankan ia ingin mengungguli kesaktian ayahnya.
Kakek buat pedukuan buat seperti kali kedung tidak dapat dijajak, kedung apa itu yaitu dahulu namanya suaka tahun 1945 itu dari ilmunya kakek, ada orang cari ilmu seperti kakek,ilmunya kakek itu dipakai buat sholat naiknya itu kuda putih dimana kakek naik kuda putih di baratnya sekarang sudah mati kakek saya sudah 9 turunan atau 900 tahun ya aku tidak tau bukunya ya kira-kira sejarah tidak ditulis, di baca –baca yaitu ilmunya mana bukunya ya janji . Ya sudah disini ada peduduknya tapi masih langka setelah merdeka sudah bubar tiga turunanya ada dua laki-laki semua yaitu ngabdul rakublah paling tua kuburannya sebelah barat dan jaya ahmad yang muda yaitu tenggurun goroanom yaitu jaya ahmad ,jaya mamad jaya ngakiyah putu jayaskiyah nurahim, kasan mustakim itu mertua lurah sekarang mbah buyut darman, saya yang tua dia yang muda dan ini istriku jainal mustafa ngabdul raku yang melakukan rajaiman sebelah timur, saya keturunan nur kholik dan istri saya keturunan jaya mamad ya kita urutkan mbah ngabdul awal bersama yang tua ratu jumlang bojo, putranya dua ngabdul rakub dan jaya mamad dari yang muda nikah sama putri cina dari semarang disini nikahya dengan murid asal cina, jaya mamad putranya jainal ngakiyah itu putranya siapa ? ya pokoknya diambil satu-satu tidak tau pasti terus jayaskiyah , nurahim , kasan mustakim sama turuna n jainal mustafa turunan jainal mutakim lurah sekarang bapak saya bu prapti. Mbah rodikin keturunan rajaiman nanti dulu rajaiman turuan nuryamenadi , nurkholik ,nur kasidi , reja mustafa , tirta mustafa
Sembayange nganggo waktu lima, siki tek pecahna, sembayange mbahe kuwe wektu lima,limang wektu, umpamane subuh, luhur,asar, magrib, isya, lakiye ulie sembayang kuweora kaya wong siki, dongane akeh. Umpamane arep munggah mesjid, kes wulu (wudhu) ulihe wudhu ora kaya wong siki “nawaituwudhu a…” ulihe wudu kayakiye lungguh urip-lungguh urip nyrambahi sesuci sipat khayun ragangan kurungan sukma laailahaillallooh muhammadarrosulullooh, ora kayawong siki, lah aduse niat ingsun adus ing banyu suci sirulloh ngadeg ing bumi suci badan sirno gari rupo-rupo sirno gari sukmo-sukmo sirno gari waluyo sejatine sukmo,laailahaillalloh muhammadurosululloh, aduse mhahe seprene. Mulane wonge merencana (busuk), mulane sampean ndeleng nyong, ya tua tapi sehat. Sembahyang, wudhu, munggah mesjid, munggah ngamben, munggah nang ndi nggon arep sembahyang nawaitu gunek-ginubeng gabah hamid banyu urip tan kena pat eling tan keno lali kulhu sewu rupo muhammad kulhu sewu bahu muhammad abadan niman tauhid ma’rifat islam, munggah mbuh nang mester mbuh nang amben njagong, arep sembahyang kuwe njagong dhisit. Ditanjingaken niat ingsun ngadeging kamarullah rasane dzat manjing sifatullah sirna kang ngawe sampurna kang ginawe iman nyawa namung jasad kabegati masjid pangeran,kiye diarani manembah. Manembah kuwe mangabdi. Nyamping ingdalem batin sabukku nyowo idepku paningal klambiku pamiharso abadan iman tauhid ma’rifat islam shollallohu ‘allaihi wasallam. Wis cukup,naganggo ruku terus menyat. Menyate dianjingaken nawaitu duhuli sholat ingsun anganjingaken ferdu luhur patang rekaat ameku rukun wolulas krono alloh ta’ala, terus nawaitu usholli fardodhuhri arbangu rokngataini mustakbilalkiblati ada imaman au ma’muman ngalaya lillahita’alaa. Sembayange ya donga iftitah (kabiro…) terus sapiturute, fateah. Kuwe jenenge suratan, sareate nabi. Terus tarekate wali njagong mek dengkul ngadeg gari dongane nyowo ati budi jasat gari ngambung klasa, la kiye papat. Dadi sembayang donga kiye rosul tuli, ngabekti maring awake, nyowo ati budi jasad. Njagong wujud rososukmo roso urip. Kuwe dongane wali. Mulane loro, nabi kuwe nyampurna kulit daging,wali kuwe nyampurno sukma. Dadi manembah kuweloro, mulane wong sembayang kuwe loro ajah mung siji. La gari ngadeg patang rekaat wis rampung ya, terus salam madep ngalor ndonga assalamualaikumwarohmatullooh fauza biljannah, kiye tuli lambunge papat brahim, izrail, isrofil, mikail. Kiye papat sing mbayu enyong kiye papat brahim, izrail, isrofil, mikail. Kari mengidul,assalamualaikumwarohmatullooh wanajataminannaar lakiye gari brahim, izrail, isrofil, mikail. Lanek mandeng lambung kiye lambung kiwo dodolawan dikir, kuwe sembayange wali. Siki gari dikir, dikire kuwe ngetung awak kuwe telungpuluh ro, sukma kuwe telung puluh ro, alip, be, te, se, jim, … nek sukma rongpuluh kuwe wujud, kidam, baqo, ….udu nggo tembangan ngawurkuwe awakedhewek. Awake dhewek udu sifate gusti alloh, la kowe diwei awak apa kowedenger, sukmamu kuwe apa wujude. Sembayang kuwe manembah maring singgawe,kowe tuli digawe. Makane kowe kudu nyarutang, nyautange nyicil, makane sedina sewengi patlikur jam dipara lima,kuwe menembahe wong urip kuwe nyarutang dicicil. Makane banjur ngaselna shidiq, amanah, tabligh dikir. Dikire genah huahadiyat roh kudus wahdat rohaniyat ingsun mukmin wahidiyat dudu alloh, sing dikir kan enyong makane dudu alloh, la kiye nyong nyarutang. Bumi api angin banyu,wujud ngelmu nur suhud dzat sifat asma afngal mangani nafsiyah ma’nawiyah. Makane urip kon nyarutang. Kiye kan murah. Sembayang kuwe ngabekti nyarutang dewek wis digawe nang gusti alloh. Waman ngarofa nafsasu wakod ro pa ngaropa, eling nek awake dewek wisdigawe nang gusti alloh makane nyarutang ya kuwe. Maneh dikir laa ilaaha illallooh, kuwe telu jalal, jamal, kamal. Lafal dikir laa ilaaha illallooh kuwe telu,elinge pangucap kuwe nang kono. Dikirpaling kidik kuwe 32 kuwe nyarutang awake, la mengko angger ratipgenepe kuwe seket (50). Menengkene kuwe sampurna, sampurna kuwe bener awakmu, nek dikir siji urung bener wong sifate papat. Makane angadeg aruku asujud alungguh bumi api angin banyu, makane wong sembayang wajibe manembah kiye. Nek wis sembayang wisrampungkuwe dilebokena. Umpamane wektu luhur walhadoro tegese cahyane ijo lungguhe puser bojone likaliku lintange syamsu nabine bahrim malaikate jabarahil sahabate abu bakar aksarane lam mene ana sembayang batal asale wujud ngelmu nur suhud patang rekaat lungguhe netro karo kuping karo unggahe ana ing cankem pujine cangkem moni lan meneng anawektu luhur dadine kulit munelafal muhammad. Awakku, awake njenengan kuwe dadi lafal muhammmad. Kuwe wali. Ana bukune lakiye ora baen-baen. Sembayang sejati sejatineng urip,ora goroh, temen-temen kowe digawe. Nek sembayange rosul puji thok. Umpamane magrib kuwe asale getih, luhur asale kulit, subuh asale sum-sum, isya asale balung dodo lawan kikil. Mangkane kon nyarutang. Banyune ya papat, banyune biyunge loro, banyune ramane loro makane ana manganinafsiya, genah pangeran kuwe wolu dzat, sifat,asma, afngal, wujud, ngelmu, nur, suhud singsememplit nang sirah aksara alip. Disogi rolas papat, dadi sarengate bapak karo ibu, gusti alloh sing ngistreni.
Manganinafsiya, banyune ramane sing ndadekna kowe, ma’nawiyah salbiyahbanyune salbiyah, gustialloh ya nganggo sarengat, makane nandur pari ya berase ditutu. Mene banyune nembelas sebab lafal takbir kuwe nembelas, alohuakbar3xlaailahaillaloohuallohuakbar aloohuakbar walillahilkham, nembelas. wujud ngelmu nur suhud dzat sifat asma afngal bumi api angin banyu mangani nafsiya ma’nawiyah salbiyah. Wujud ngelmu nur suhud tegese wiwitane saka tangayun ahadiyah wahda, garep nganakna jagade menungsa kuwe kan aring nur, kuwe asih tangayun. Makane wong kuwe ana nur-e mbasanu kan ngimpi kuwe tampa nur goib. Makane ngelmu kuwe kon ngapalna, nur-e wis nang sirah,wujud tegese wis dadi. Dzat sifat asma afngal tegese sing ndadekna soko alloh ta’ala. Sawuse kiye dadi digawekna bumi api angin banyu mene lafal muhammad sukmane mlebu maring lafalmuhammad. Lafal muhammad urung urip agi rolas, mene urip disogi mangani nafsiya ma’nawiyah salbiyah. Kudrat irodat manjing wirodat budi. Kudrat urip. Tegese urip kuwe nyong kon ngapa, gelar nang jagad raya, ora ana gusti alloh aweh rejeki tanpa nyambutgawe,kudu nyambut gawe, budi lan ikhtiar, mene nag kono gusti alloh duwe sifat rokhman lan rokhiim, murah asih, nagpa bae ngonoh dadi guru, dadi mantri ngonoh. Dadi kudu budi lan ikhtiar. Sing ngerti taktik wis ora ono, dadi aku nggo tuladan. Taktik kuwe uborampene urip bangsane itungan. Wong puasa ora mung mekem,segala tingkah polah dipuasani, dadi wong sing nrimo. Pendowo tengah kuwe pendowo limo, kuwe tegese tanah jawa, tegese majapahit demak bintoro. Siki ngilmune wali siki ora diwulangaken. Perabot sing njekel ngelmune tanah jawa kuwe lima. Ngelmune yanah jawa kuwe nganggo gending, nek kanjeng nabi nganggo dalil. Gending mengkuwigati, mengkuwigati kuwe lakune wong urip. Puasa kuwe nerima, ora usah nyerang, nyolong. Dadi nag kono mengko uripe bisa nggembol kebecikan. Wiwitan karo wekasan kuwe pada, wiwitane urip wekasane mati mene wongurip nang alam ndunya ora diumbar, nganggo hukum. Wong uripora keno diumbar nganggo hukum jalur urip ngluru sandang pangan sing becik mene ngesuk ora ditagih. Wong nganggo hukum abot ya ora enteng ya ora, sabener-benere kaya kuwe. Nek wong ora nerima ya dadi abot. Sabdo diarani ngelmu kasampurnan kuwe nggo nyaponi badan, lakune sing ati-ati, sembayange sing bener, sukurpisan ya sing bener, nek urung yang sing nerima.
Sing dadi makom ya kuwe sing mbiyen di lenggahi mbahe pas esih urip. La kae sing mendukul kuwe jenenge unur, kuwe ngelmu, udu apa-apa. Kae mertandani ngelmune mbahe dhuwur ora ana sing madani. Unnur (nur) ora keno digabah. Mbahe milih sing sepi mboten onten suara sing ngganggu. Mbahe kuwe wong sing nyelangsa, makane lunga kan aring kraton sing diserang pamane mbiyen tekan kene.
Mbahe kene beda karo arungbinang, lewih disit mbahku. Nek ora njaluk ngelmu ora bakal diwei. Syahadat bae kudu puasa disit. Nganggo kuwe kudu ana tirakate.
Anane kebonsari kuwe jaman belanda. Dadi lurahe kene telu kedungamba, bogor, kebonan, baranglanda nang kene dirikut dadi siji jenenge kebonsari, dadi lurahe kedungamba. Mbiyen urung ana kelurahan anane nang umahe lurahe. Balai desa kuwe anane pas jaman soeharto.
Pas munggah kaji mbiyen nganggo mancung bareng-bareng mbah kakung karo mbah putri. Kasentikan kanuragan kaparwiran kuwe dinyatakna ngelmune, masa iya wong ora bisa mabur, wis dilakoni puasane ya teyeng mabur nunggang mancung mangkat kaji. Mimbar kae nggo ceramah, tapi kiye ya wingi-wingi bae, mbahe ora tau nganggo kaya kuwe,mbiyen nek ngaji ya mung njagong nganggo suara lirih ora kaya siki nganggo corong.
Mbiyen pak abu sufyan pengajian kemis wage nang kene terus ana sing nabok terus seprene ora gelem ngaji ngeneh maning, dangu-dangu mriang terus mati. Nyindir nek mbahe nganggo ilmu abangan. Nyong biasane gelem ngomong nek diundang kaya muyen.
Ceritane syeh sidakarsa sing kepengin munggah kaji mbiyen dikon nggoleti beton isi nangka lagi dibakar mbahemature sanga tapidigoleti nganti genine mati kur wolu la terus tetep kepingin mangkatnyusul mbahe padahal sing wadon lagi meteng, terus anake lahir nang ara-ara mahsar sing ora ana banyu, anane wit krambil siji,wohe ya kur siji. Ahire krambile dipet banyune nggo nyuceni anake, krambile nggo gawe jenang abang, blungkange nggo mendem ari-arine, mancunge disigar nggo mabur nyusul mbahe nang mekah,terus ketemu nang kana, di jenengi sida karsa sebab sida kersa nututi mbahe. Saking temene olehe ngaji karo mbahe. Seelek-eleke wong ya sing nyepelekna gurune.
Pak darman kiye wis apik, dalane di krokos, pelayangane ya apik.
Sebelah niko riin sabin tapi pas kulo ngertose pun dados karangan, kebonsari riin niko bogor, kedungamba, kebonan lurah kiambek. Lurah terakhir mriki (bogor) Kastareja. Sing gabung belanda tahun 1927, pada saat itu belum ada kelurahan, anane pendopo nang umahe. Pas jamane geger ya rame, pas itu terjadi agresi militer. Tahun 1941 jepang datang, 1944 jepang pergi dan belanda datang lagi, nyerang lagi katanya klau nggak “ngereh” ya mau merusak bangunan mereka sendiri seperti sekolahan, pasar, tapi yang ada di kebonsari hanya sekolah. Sekolah itu dulu dibakar oleh NEKA yaitu orang jawa yang ikut belanda. Lurah pertama H.Ahmad. Beberapa organisasi untuk kesatuan untuk melawan belanda. Dulu katanya hari ahad kliwon akan diserang oleh belanda, yang dari puring sudah sampai petanahan yang dari gombong sudah sampai salak tapi katanya belanda tidak melihat desa kebonsari. Rencananya belanda mau menyerang lewat sungai tapi belanda tidak bisa melihat juga baik siang maupun malam. Sebenarnya belanda dan tentara kita sudah hadap-hadapan tapi tidak jadi ada serangan. Di tempat ini juga dibuat dapur umum dan latihan. Dahulu yang mengajari sekolah dan perang adalah jepang sehingga ketika belanda datang lagi kita sudah berani untuk melawan. Yang mengajari adalah orang jawa yang sudah diajari oleh jepang. SR 3 tahun, terus ada sekolah diatas SR di petanahan juga 3 tahun. Yang sekolah disana ada 34 kelas 1 dan 2, kelas 3 hanya tinggal 22. sabtu latihan perang-perangan/olah raga, senin oseh-oseh mados walang, selasa nembang/nyanyi cara jepang, rabu hitung, kamis menulis, jum’at bersih-bersih. Berangkat jam 7-10 (kelas 1) kelas 2 jam 9-12. sing kathah siswane jaler, saking kebonsari pasangkatan kulo 6 anak. Kenapa dulu tidak pada sekolah, karena orang tuanya beranggapan buat apa sekolah mendingan nyambut gawe nggo mangan. Nek seniki la wis pada njaluk sekolah, wong tuane juga wis mendorong.
Jaman riin agustusan rame banget, lare sekolah sami teng kecamatan, orang tua membuat kepungan. Pekerjaannya dari dulu ngelambar,yang punya sawah bertani. Kalau ada orang yang baru pulang dari perantauan yang ditunggu-tunggu adalah pakaian, jas hitam. Program pemerintah pas dulu yang dimajukan adalah pertanian,untuk desa kebonsari adalah pertanian padi. Kalau banjir selama ini saya baru mengalami banjir 1 kali, terus penyebabe biasanya karena hujan lebat yang lama sehingga air luber dari sungai dan sawah. Kalau bencana yang samapai merusak tidak pernah. Dulu pas jaman jepang penyakit yang mewabah adalah oedem/ abuh, gudigen, korengen. Kutu yang besar-besar dulu ada dari jepang.

Diambil dari dokumen

17 komentar :

  1. nopo enten silsilahe sampe saiki mass...

    BalasHapus
  2. asalamu'alaikum..pak..
    terima kasih informasi ttg sejarah Syeh Abdul Awal..kalo boleh tau dimana saya bisa dapat info ttg keturunan syeh abdul awal.terutama yang bernama jaya ahmad..trimakasih pak..


    wassalam,

    BalasHapus
    Balasan
    1. mohon infonya adakah raden arismunandar keturunan dari syeh abdul awwal menurut bude bahwa kami keturunan dari syeh abdul awwal,dan menurut bude juga buyut kami masih berkerabat dg keluarga wismoyo arismunandar di cilacap,terimah kasih.

      Hapus
  3. assalamualaikum..wr...wb...
    mas,saya minta bantuan, kalau ada informasi silsilah dari keluarga sekh abdul awwal, kedung ombo.

    cerita mengenai sekh abdul awaal sama persis dengan cerita kakek dan bapak saya....

    dan kami sering kirim do'a setiap sholat wajib..... jadi kemungkinan kami benar benar terasuk dalam keturunannya.... silsilahnya....

    BalasHapus
  4. assalamualaikum...wr..wb...

    cerita sekh abdul awwal....naik haji pake perahu mancung kelapa.... sama persis dengan cerita yang diceritakan oleh buyut,kakek dan ayah saya..... kemungkinan tulisan diatas adalah berhubungan dengan keluarga saya... jika bapak berkenan, sudi kiranya bantu kami untuk mendapatkan info silsilah nya.... wassalam.

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah...Terima kasih Sy dapat info tentang Syehk H.Abdul Awal...Sesuai dengan cerita dari orang tua Saya, info tersebut sama persis dan Saya adalah salah satu keturunan dari Syehk Abdul Awal dengan nama putra Jaya Mustari...dengan urutan Djaja Mustari--Sadiwirdja--Sadinadja--Sadiwirdja--Saya beserta saudara sekandung yang masih hidup 6 orang dari 10 bersaudara yg ter-record oleh keluarga besar...beserta anak2, cucu2, buyut2...
    wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh...

    Terima Kasih
    SINARKO-Depok, Jawa Barat...

    BalasHapus
  6. cerita sama dengan yang disampaikan oleh kakek dan ayah saya perihal ke mekah dengan menggunakan mancung kelapa bahkan dimana ayah saya tinggal disitu sering dijumpai unnur atau rumah rayap baik disawah dan pekarangan menurut cerita dari kakek dan ayah saya memang masih ada turun dari syehk Abdul Awal wallahu 'alam

    sidiq lumajang jawa timur
    asli ayah puring kebumen

    BalasHapus
  7. Ass,Mas Sigit Priyantoko,alhamdulilah apa yang mas cari kebetulan saya juga punya.barangkali kita bisa tukar menukar info tentang riwayat leluhur kita Syeh Abdulawal, mas bisa main kerumah saya di perumahan Bukit Cengkeh II Blok A 5 nomor 15 RT 01 RW 16,Kelurahan Tugu Cimanggis
    Depok,
    Wassalam :Gunari

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum Salam wr.wb....

      Alhamdulillah, ternyata ada balasan dr P.Gunari yang sama2 orang depok, walau sudah setahun yang lalu, karena baru sempat buka blog ini lagi, makanya Saya baru tahu ada balasan... Boleh pak nanti saya dan ayah saya (Sinarko) insyaAllah main ke alamat bapak untuk tukar info tentang para keturunan syeh abdulawal. Ayah Saya sangat berkeinginan untuk lebih menelusuri silsilah tentang syeh abdulawal dan keturunannya...Kami berdomisili di Komplek Cimanggis Indah Blok V/no.4, Sukamaju-Cilodong (jl.tole iskandar sebelum simpangan depok)...021 - 7782 8978...
      wassalamu'alaikum wr.wb

      Terima Kasih
      Sigit Priyantoko

      Hapus
  8. ceritane persis sing dicritakna Rama ku ......jare ya tesih ana silsilahe menganah. (Bekasi)

    BalasHapus
  9. Ga usah ngaku"....setau saya keturunan mbah awal sekarang ada 1.yaitu pak warto.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pak Warto salah satu keturunannya , yang lain masih banyak, mudah2an dimanapun semua keturunan bisa tetap dalam iman islam, ber akhlak mulia, rela berkorban untuk sesama dan bangsa. Pengakuan tidak penting. Tapi ketika darah yg mengalir di tubuh semua keturunannya diakui atau nggak insyaallah termasuk bibit2 unggul. Tetap tawaduk dan selalu menambah ilmu, hanya dengan itu kita bisa membawa nama baik leluhur kita mbah Syeikh H. ABDUL AWAL.....wallahu a lam bissowab

      Hapus
  10. saya waktu kecil dari jawa barat dibawa oleh kakek&bapak saya ke kebumen, biasanya baca do'a di makam yg ada sarang rayap tersebut. kake saya bercerita ''ini makam nenek moyang kita..."
    di setiap usai shalat saya disarankan agar kirim do'a untuk nama-nama ini :
    sekh abdul fatah-sentul,sekh abdul awwal-kedung ombo,kebon sari, eyang samad-kebumen, mbah wanantaka-nampudadi-sentul, mbah buyut nuryakrama-nampudadi-sentul, kaki buyut nuryasan-nampudadi-sentul, itu diantaranya yg setiap usai so
    halat dikirim do'a untuk wilayah sekitaran kebumen.... kake saya (alm) dan bapa. saya menyampaikan agar selalu kirim do'a kepada beliau- beliau tsb...... (sejauh ini masih ada keluarga saya di sekitaran kebumen..... ) *supangat 0813 2201 5755

    BalasHapus
  11. saya waktu kecil ada beberapa kali diajak buyut,kakek & ayah saya menemui keluarga disekitaran kebumen, selanjutnya ke makam yg ada unur/sarang rayap tersebut. kakek buyut saya menceritakan bahwa ini makam nenek moyang kita..... begitu kira-kira... dalam kirim doa ditujukan kepada alm.sekh abdul fatah & abdul awwal.... (081322015755)

    BalasHapus
  12. mengenai sejarah Raden Fatah Sultan Demak mesti ditelusuri ulang,....sebab bedasar syari'at yang benar apalagi madzhab Syafi'i, jelas tidak logis kalo beliau itu putra dalam arti anak kandung Kertabumi atau Brawijaya,.....
    Mengenai cerita tentang Syaikh Abdul Awwal saya dulu waktu kecil juga sering mendengar cerita itu dari Bapak saya serupa dengan yang diceritakan di atas bahkan ada sedikit penambahan dalam cerita mengenai beton sepuluh dibakar ilang siji kari sanga,...cuma kalo keturunan beliau saya tidak tahu,...tapi kalo Silsilah keturunan Syaikh Anom Sidakarsa pernah saya lihat, di tempat Pak De di Kebumen,...Bulus Pesantren,...Sidamara,....Sengon,....

    BalasHapus
  13. merinding saya baca ini, terus terang saya org kebonsari juga, desa bogor, sya jg pernah diceritain sm mbah kakung saya,, dulu dia kebayan wktu sya msh kecil, kira2 tahun 90an. skrng alhamdulilah msh hidup beliau, beliau pernah certa tentang cerita Syech Abdul Awwal dan silsilahnya hingga saat ini, klo soal keturunanan gk ngerti deh saya. soalnya mbah saya yg dari ibu dari desa kebonsari, mbah dari bapak saya dari desa grogol beningsari. klo ada yg tau, kenapa ya keturuanan di desa kebonsari kok sipit sipit matanya kayak keturunan cina...ada yang tau??

    BalasHapus