Sabtu, 23 Oktober 2010

Sajak Untu Istriku

Mi…..
Menatap wajahmu, membuat rasaku luruh tak berdaya
Ada perasaan damai, bahagia dan sedih
Damai karena teduh sorot matamu mendinginkan amarah dan ambisi
Yang kadang membuat aku lupa diri
Bahagia karena merdu dan lembut kata katamu slalu menetramkan hati
Membuat api semangat yang hampir padam menyala kembali
Sedih karena semakin banyak janji janjiku yang tak bisa kupenuhi
Walau kau slalu bilang, hidup ini toh hanya berusaha, berdoa, menerima dan menjalani.
Masih ku ingat waktu nikah dulu, begitu sederhana bahkan terlalu sederhana
tanpa cincin dan berlian, hanya seperangkat alat sholat sebagai mas kawin
Tanpa dekor,Tanpa acara dan Tanpa pesta yang meriah
“ Ndak apa apa tanpa pengajian, cukup khotbah nikahnya diperpanjang”
Katamu pelan padaku, waktu itu

Mi…..
Menatap wajahmu, membuatku rasaku luruh tak berdaya
Ada perasaan damai, bahagia dan sedih
Ketika aku sakit kamu pasti slalu memijitku
“ Mas... aktifis ndak boleh sakit.... “ katamu sambil terus memijitku
“ Biaya kesehatan terlalu mahal bagi kita, mas.... dilarang sakit
Orang orang miskin juga dilarang sakit, selama biaya kesehatan masih selangit “
Kamu terus memijitku, sampai aku tertidur dan melupakan ketidak adilan di negri ini.

Kesumba,
Ketika musim tak lagi pasti

Tidak ada komentar :

Posting Komentar