D...
Bertemu lagi denganmu sungguh tak kusangka.
Masih saja seperti dulu
hitam dan tajam matamu bergerak gerak mengikuti irama nada bicaramu
Aku slalu gagap, dan tak mampu banyak bicara
ada rasa kalah dan bersalah yang tak bisa kusembunyikan
D.
Ku ingat waktu itu.
didepan seni sono marahmu memuncak ,
walau kau sembunyikan dalam dalam.
Tapi sorot matamu tak bisa berdusta padaku.
lalu dalam diam kau pergi meninggalkanku,
entah perasaan seperti apa yang kau bawa.
D.
Sejak itu aku terus merenung,
menyadari dan membenarkan semua ucapmu
padaku.
Tapi sejak itulah kau pergi,
bagai ditelan bumi,
D.
Hingga sore tadi,
kita bersua dan sempat berbincang.
Walau hanya beberapa patah kata yang kau ucapkan,
tapi sungguh kurasa mengoyak rasa dan kesadaranku.
Belum sempat aku berkata kata,
kamupun pamit dan berjalan pelan menuju mobilmu.
dan pergi.
D...
Ku akui memang kesempurnaan tak singgah pada diriku
tapi apa salah berharap sesuatu yang ku anggap baik
walau kurasa itu terlalu wah
dan juga membuatku silau dan tak percaya diri
kala aku masih tertatih tatih menata diri
D...
Sungguh takan pernah kulupa,
dan tak pernah aku ingin melupkan
atas segala pengorbanamu, semangat dan kesabaran
yang dulu pernah kamu berikan padaku
yang dulu aku salah artikan
yang dulu justru membuatku terlena
yang dulu justru membuatku cengeng
sampai kejadian di depan seni sono itu terjadi
" marahmu memuncak , walau kau sembunyikan dalam dalam.
Tapi sorot matamu tak bisa berdusta padaku.
Diam diam kau pergi meninggalkanku,
entah perasaan seperti apa yang kau bawa. "
D...
Sejak itu
Purnama demi purnama,
musim demi musim
terus aku dekapi ketulusan dan pengorbanan
yang pernah kau berikan
D...
Tapi kepergianmu sungguh bagai misteri
setelah perpuluh puluh surat kukirim
dan tak kau balas
setelah perpuluh puluh kali menemuimu
tak juga kau mau menemui
sampai akhirnya ....
kita bersua dan berbincang.
Walau hanya beberapa patah kata yang kau ucapkan,
tapi sungguh kurasa mengoyak rasa dan kesadaranku. “
Masih seperti dulu
kamu tidak mau terlalu dekat dan tak mau menatap mataku
ketika berbincang denganku.
Lirih suaramu
“ Mas ….. maafkan D ya….
Sungguh dulu aku pergi karena Cinta
“ Aku bahagia…. Mas sekarang sudah baik,
maaf dulu ndak bisa menghadiri pernikahan mas,
salam untuk keluarga. “
Belum sempat aku berkata kata,
tiba tiba kamu minta pamit dan berjalan pelan menuju mobilmu.
dan pergi.
“ Aku pergi dulu ya….
Assalamu”alaikum “
Dus Gusti….. ampuni kami
Masih terngiang terus katamu yang merubah hidupku
Mas…. Cinta manusia itu harus dalam Lingkup Cinta Nya
Mas … Cinta itu memulyakan manusia bukan menghinakan
Mas… Cinta itu memanusiakan manusia, bukan menjerumuskan manusia berprilaku seperti binatang
Mas … Cinta itu lebih banyak member dari pada menuntut
Mas… Hati hati dengan nafsu yang membelenggu jiwa
"Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain" (H.R. Bukhari).
Sabtu, 23 Oktober 2010
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar