Rabu, 15 Juli 2009

Surat Untuk "S" Sahabatku

Mingggu,
Ketika udara bertambah dingin
Dan dan angin malam bertiup menyambut rembulan

Tuk sahatku “S”

Sahabat……..
entah knapa aku tiba tiba ingin menulis surat untukmu , setelah tiga kali pemilu kita tak ketemu
walau pemilu bagi kita bagai angin lalu, kerna slalu saja tak bisa merubah pilu
Sahabat …….
Akhir akhir ini aku merasa takut untuk bermimpi
Setelah sekian mimpi mimpiku pada akhirnya berujung sepi
Aku juga merasa cemas tuk berharap
Karena dulu banyak harapan, tapi nasib kita tetap tiarap

( rembulan masih seperti dulu Terus tersenyum seolah mengejek kita
yang tak jua sejahteran )

Sahabat………………..
kemarin waktu aku masuk tobong, ada rasa takut yang luar biasa,
mungkin trauma ya….. setelah berkali tertipu ………..
aku jadi ingat lima tahun lalu,menjelang pemilu
kita begitu bersemangat berdiskusi ,
“ Ini kesempatan untuk menentukan arah negri ini, Hanya lima menit dan nasib kita akan berubah….. “
Katamu penuh semangat dan keyakinan.
Setelah pembicaraan itu aku terus bergegas kerumah lik wahyu , pinjam uang sertaus limapuluh ribu,
Biar bisa pulang ikut pesta menambatkan harap.

( sepi terus mencengkeram, memagut dinding kontrakanku
Membekukan rasa pilu )

Sahabat……..
Kini sudah lima tahun berlalu dan tiga pemilu kita lewati
Maaf ya….. baru kali ini aku kirim surat
Sahabat………
Bulan ini adalah bulan terakhir masa kerja kontrak tiga bulananku, aku tak tau apa besok masih diperpanjang lagi…..
Sementara minggu besok aku harus membayar Sumbangan Instistusi dan uan seragam anaku yang baru masuk smp, katanya kepela sekolah biar anakku mendapat pelayanan pendidikan yang bermutu
Pak Yayo juga sudah tiga kali mendatangi istriku, meminta uang kontrakan

Sahabat……
Bisa tidak aku dipinjami uang ……… ?

sahabtmu

1 komentar :

  1. Oh sudah ada pak, tinggal ambil di bank terdekat.Hehe salam kenal.

    BalasHapus