Kamis, 09 Juni 2011

Kerinduan dan Cinta

Tuk" Yang Kucinta
walau aku selalu gagal melukiskan kecatikanmu dalam sajak yang kubuat
dan merangkai ketulusan dan kebesaran jiwamu dalam bait bait puisiku
kumohon tetap ijinkan aku menulis puisi untukmu
walau hanya sepenggal tanda

batas kota,
menjelang libur panjang

Menikmati Sore Sendiri

hanya meja kursi, plano, isolatif
lalu meta plan hijau, kuning, biru dan merah
tak ada senyumu

Hanya udara dingin yang menyimpan riuh perdebatan
dalam sesi siang tadi

kini ..
kurasakan aku semakin merindukanmu

Candisari,
malam minggu ke 1 dari 4 malam minggu

Mengadukan Kerinduan Pada Malam

Ketika Kau tak Disini
menemaniku memainkan huruf
dan menikmati secangkir kopi
bersama

Aku hanya bisa
Mengadukan Kerindunaku Pada Malam

" Tuk Istriku "

Kan Ku Temani Langkahmu

Jalan itu kadang memang berliku
dan tak dapat kita pastikan di mana ia berbelok
seribu kemungkinan slalu hadir menyapa
tapi tak usah kau ragu tuk melangkah
walau desah nafas semakin terengah
menapaki siang yang panas dan malam yang dingin

Sungguh aku akan terus menemanimu
dalam panjang dan pendeknya langkah
dalam suka dan dukanya realiata
biru dan merahnya kehidupan

* Batas, kota menjelang akhir tahun
Tuk Istriku Ummu Rahma


Menantimu

sampai batas tepi
berdiri memainkan ilalang
yang kian lusuh layu
menunggu kepulangan angin membawa isyarat

sepi tak kubiarkan membunuh harapanku
yang tlah ku asuh dalam kalbu
dan waktu tlah menjadi saksi
ketabahan yang tlah tergurat

dari matahari ke rembulan
hinga embun pagi menjadi angin malam
aku tetap disini, menantimu

Hanya Denganmu

aku ingin membicarakan cinta
kemudian melukisnya dalam bermacam warna
dalam kanfas mimpi malam ini

sebuah misteri yang tak kita mengerti
tapi biarlah kita tetap merasakanya
sampai terbangun esok pagi

Sayangku ...
Mari sini duduk disampingku

Sayangku ...
Mari sini duduk disampingku
ku ingin sandarkan lelah jiwaku
setelah lelah melewati jalan berliku
walau rembulan lari dan bersebunyi
tapi bersamamu semua idah berseri
tak usahlah cerita tentang inflasi
tak usahlah cerita harga cabai
Toh hidup kita sudah terlalu pedas
dan getir.

Sayangku ..
Mari sini duduk disampingku
ku ingin menatap indah matamu
dan bercerta tentang apel dan anggur merah
tapi bayangkan aja dan jangan kau pinta
sambil kita tuangkan beban dan susah
dalam teh pahit yang kau hidangkan



Malam Ini …
Aku Ingin Menulis Puisi Bersamamu
sayangku ....
Kata orang pergantian tahun sebentar lagi
lihatlah penjual terompet sudah berjajar
tempat keramain berbenah menimbun acara
semua bersiap untuk berpesta
pesta untuk menghibur kejenuhan satu tahun
pesta untuk melebur kesedihan yang bajibun
pesta untuk menyongsong harapan
atau bahkan pesta untuk sekedar membuang hasrat dan iseng
tapi rasanya tahun ini ndak ada pesta, untuk kita
tak usah kecawa kebahagian tak mesti lahir dari pesta

Sayangku ...
Maafkan aku kalau malam ini tiada pesta
terlalu mahal pesta yang ditawarkan untuk kita
malam ini kita duduk saja di emper rumah
sambil menikmati gurat cakrawala yang indah
lalu kita membuat puisi bersama
puisi tentang mahalnya biaya pendidikan
puisi tentang gali lobang dan tutup lobang hutang
puisi tentang kondangan dan hajatan yang tiada habisnya
puisi tentang atap rumah yang bocor dan berdebu
puisi tentang lucu dan nakalnya anak anak
Kamu yang memilihkan diiksi, aku yang meramunya dalam bait
tak usah ragu karena semua kata itu idah dan bermakna
asal kita berdua ...

Batas, kota menjelang akhir tahun
Tuk Istriku” Ummu Rahma

1 komentar :

  1. Terima kasih pak Mustika Aji dengan puisi ini akan terlepas sgala kerinduan...
    Sampaikan salam untuk sahabat terbaikku disana..

    BalasHapus