Kita agaknya memang benar benar telah kerasukan jiwa “ konsumtif “ sebuah hasrat untuk mengkonsumsi / belanja barang dan jasa yang berlebihan, tanpa pernah memikirkan secara serius berapa besar pendapatan dan bagaimana terus meningkatkan pendapatan yang kita miliki. Gejala seperti ini agaknya tidak cuma menjadi gaya dan pola hidup individual tetapi sekarang sudah merasuk dalam system perencanaan dan penganggaran di negri ini.
Ketika membicarakan membelanjakan semua begitu serius dan dilakukan dari jenjang yang paling bawah. Musrenbangdesa, Musrenbangcam, Forum SKPD dan Musrenbang Kabupaten semunya terjadwal dengan baik, melibatkan begitu banyak stakeholder dan dengan pembiayaan yang cukup besar. Musyawarah musyawarah perencanaan pembangunan tersebut kalau kita cermati lebih dalam ternyata dipenuhi oleh semangat “ membelanjakan” dalam bentuk program dan kegiatan yang diusulkan.
Menjadi terasa aneh, ketika kita begitu menggebu-gebu merencanakan “belanja” tapi tak pernah secara serius memusyawarahkan bagaimana meningkatkan pendapatan. Pola seperti ini seharusnya mulai di tinggalkan ketika berencana membangun kemandirian Daerah/Desa. Selain musrenbang seharusnya juga dilakukan musyawarah anggaran yang didalam memusyawarahkan tentang "pendapatan".
Dengan diadakanya musyawarah anggaran diharapkan muncul ide ide inovatif yang mengakomodir partsisipasi masyarakat. Pada saatnya Pendapatan Daerah/Desa yang merupakan hak Pemerintah Daerah/Desa yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dapat terus menerus ditingkatkan.
Kalau Cuma berpikir dan bertindak biasa biasa saja, kaku dan hanya berpaku pada tek regulasi yang ada akan sulit untuk cepat melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Saatnya berinovasi untuk kemandirian dan kemajuan Daerah/Desa.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar