Berkomikasi, berjejaring dan berserikat adalah kebutuhan untuk membangun peradaban.
Merantau adalah perginya seseorang dari tempat ia tumbuh besar ke daerah lain untuk mencari pekerjaan atau pengalaman. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI diketahui bahwa provinsi Jawa Tengah menempati urutan pertama sebagai daerah asal migran (perantau) di Jabodetabek, kemudian disusul provinsi Jawa Barat, dan Jawa Timur. Selain itu, diperoleh fakta bahwa perantau dari Jawa Tengah didominasi oleh perantau yang berasal dari Banyumas, Kebumen, dan Cilacap ( warga ngapak ).
Berbagai macam alasan mengapa mereka merantau, ada yang merantau demi pendidikan yang lebih baik karena tidak ada sekolah/universitas yang representatif di daerah asal, ada yang merantau karena suatu pekerjaan yang lebih baik, yang pada umumnya tersedia di kota2 besar. Ada juga yang merantau karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskan misalnya pegawai negeri atau tugas negara, ada juga yang merantau karena semata2 ingin mencari pengalaman . Secara garis besar meraka merantau agar hidupnya berubah menjadi lebih baik.
Di tanah rantau mereka kemudian bertemu dengan saudara satu daerah , mulanya mereka hanya menjalin komunikasi yang sederhana, sekedar untuk melepas kangen sesama orang dari satu daerah. Ikatan ( persaudaraan) kedaerahan muncul menjadi sebuah kebutuhan saat mereka menjadi “stranger” didaerah orang. Dengan bertemu dan berkumpul dengan teman teman satu daerah perasaan”sendiri” dan “asing” didaerah rantau menjadi terobati. Itulah sebabnya pertemann dan persadaraan ditanah rantau terlihat begitu erat di bandingkan kalau didaerah sendiri.
Media komunikasi menjadi pilihan bagi para perantau untuk terus dapat menjalin persaudaraan dengan teman teman satu daerah. Dengan munculnya dan merebaknya jajaring social di internet sebut saja facebook, twiter dsb semakin memudahkan mereka dalam membangun komunikasi dengan teman dari daerahnya. Dari situlah kemudian lahirlah komunitas komunitas yang berafiliasi kedarahan di dunia maya sebut saja misalnya “ Republik Ngapak “ yang merupakan komunitas bagi bagi facebukker dari daerah daerah yang berbahasa ngapak ( bayumas, cilacap, kebumen dsb) yang mempunyai anggota lebih dari 35 ribu atau Komunitas wong Kebumen ( KWK) yang beranggota sekitar 4 ribu dan yang lainnya yang kini marak dunia maya.
Dari komunitas dunia maya, mereka kemudian membangun komunitas yang lebih solid di dunia nyata sehingga kita sering mendengar “ kopdar” sebuah istilah mereka ketika mereka bertemu di dunia nyata. Menurut Kami Komunitas komunitas ini akan terus menjadi solid dan akan tumbuh menjadi gerakan sosail baru mana kala hal terbut dibawah ini dilakukan.
1. Dilandasi dengan nilai nilai yang kuat.
2. Melakukan pengorganisasian yang lebih solid
3. Mampu menjawab kebutuhan dan permasalahan permasalahan yang dihadapi para perantau yang dikemas dalam program dan kegiatan yang mereka kembangkan.
4. Mampu menjalin networking dengan pihak pihak yang terkait dengan mereka baik dengan pihak pemerintah, swasta atau lembaga lembaga masyarakat sipil lainya.
5. Mempunyai pendanaan yang berkelanjutan.
Pada akhirnya selamat berjuang untuk mensejahterakan diri tapi jangan pernah lupakan daerah,kami yang didaerah selalu menunggu konstribusi anda semua.
"Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain" (H.R. Bukhari).
Sabtu, 03 September 2011
Perantau Kebumen Bangkit dan Berserikat Untuk Dirinya dan Daerahnya “ sebuah catatan kecil dari kopdar KWK”
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar