Sebentar lagi UAN dan USBN dilaksanakan, Kepala Sekolah, Guru, Siswa, Wali Siswa dan Para penyedia Jasa Pendidikan tiba tiba semuanya berpikir dan bekerja keras menyongsong hajatan tersebut. Kepala Sekolah berembug dengan rekan rekan sejewatnya berembug untuk menyelenggarakan TUC, Guru guru mapel dan guru klas enam merancang les dan jam tambahan, latihan dan dril dril soal terus dilakukan, para siswa yang biasanya tidak belajar menjadi sibuk belajar membaca buku dari klas 4 s/d klas 6, dari klas 7 s/d klas 9. Para orang tua cemas dan was was, tiba tiba semakin ketat mengawasai anaknya belajar dan sibuk mencari uang untuk membayar ujian. Para penyedia jasa layanan pendidikan ( lembaga kursus ) sibuk menawarkan dan membuka paket paket khusus untuk mengahadapi UAN dan USBN, sementara para penerbit/percetakan berebut dan bersaing dalam meberikan rabat dan diskon. Semua menjadi sibuk agar bisa mensukseskan UAN dan USBN yang katanya menjadi standar mutu pendidikan.
Dalam waktu singkat semua digiring untuk pencapaian aspek kognitif, akibatnya aspek aspek yang lain menjadi agak terabaikan ( Afektif dan Psikomotorik )dan itupun dilakukan dalam waktu yang sangat singkat dan terkesan menggunakan pendekatan yang isntant. Keluaran yang baik tentunya berasal dari proses yang baik yang didukung oleh banyak aspek karena sekolah adalah sebuah sistem maka pemenuhan standar pendidikan menjadi menjadi sangat urgent agar mutu pendidikan menjadi meningkat.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar