Selasa, 20 Desember 2011

Menggagas " Universitas Sosial Desa "

Selama ini kebanyakan pelatihan dan penguatan kapasitas untuk membangun tata kelola pemerintahan desa yang baik dilakukan didalam klas. Biasanya penyenggara pelatihan tentang Desa mengundang Perangkat Desa, BPD, Lembaga Masyarakat ataupun Masyarakat desa untuk datang kesuatu lokasi / kelas, selanjutnya disitulah diadakan kegiatan pembelajaran. Walaupun menggunakan methode yang beragam tetap saja terasa kental teoritisnya dan kering dari dinamika yang sesungguhnya terjadi di desa sehingga kadang hasilnya kurang optimal.


Pembelajaran dimaknai sebagai suatu kegiatan yang didalamnya terdapat proses pemberian dan atau penerimaan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai. Schank (1999) dalam bukunya “Engines for Learning” mengemukakan bahwa untuk mempelajari sesuatu, seseorang akan lebih mendapatkan makna apabila orang tersebut mempraktikkannya. Seperti juga diungkapkan oleh Dryden (1999) bahwa seseorang belajar dari apa yang ia lihat, ia dengar, ia rasakan, ia sentuh, ia baui dan ia lakukan.
Menurut Kolb (1984), “Ada empat tahap yang saling mengikuti dalam siklus pembelajaran dengan pengalaman”. Empat tahap tersebut adalah (1) Pengalaman Nyata (Concrete Experience), (2) Pengamatan Refleksi (Reflection Observation), (3) Pengertian/pemahaman abstrak (Abstract Conceptualisation), dan (4) Percobaan Aktif (Active Experimentation).

Pepatah mengatakan, “Pengalaman adalah Guru Terbaik”. Tapi ada yang berpendapat bahwa belajar dari pengalaman sendiri adalah cara belajar yang lambat. Mengapa? Karena kita akan mengalami trial and error serta kegagalan demi kegagalan sampai kita berhasil mencapai sebuah tujuan atau mewujudkan yang kita inginkan. Cara belajar yang lebih cepat dan efisien adalah belajar dari pengalaman orang lain. Kita bisa mengambil pelajaran tanpa harus mengalami trial and error terlebih dahulu.

Berngkat dari pemikirin itulah gagasan untuk membangun Universitas Sosial Desa di gulirkan. Dalam konsep ini ( Universitas Sosial Desa ) desa dijadikan sebagai tempat dan pusat pembelajaran tentang desa sebagai satu kesatuan kesatuan system dan social. Dinamika system dan social yang ada didesa dijadikan sebagai bahan dan sumber belajar bagi warga belajar. Dalam Universitas Sosial Desa Warga belajar akan belajar dan beriteraksi langsung dengan pemerintah desa, lembaga masyarakat desa dan para pelaku lainya yang ada didesa. Dengan proses yang demikian diharapkan warga belajar tentang keunngulan dan keberhasilan serta hambatan dan kegagalan yang ada di desa tersebut.

Berkaitan dengan hak tersebut Pemerintah Kab. Kebumen dalam hal ini adalah Bapermades dengan di dukung oleh RBM dan LSM ( Formasi dan Plan Pu Kebumen ) berniat membangun dua Univeristas Sosial Desa ( Universitas Sosial Desa “ Pandansari “ dan Universitas Sosial Desa “ Logandu “). Sebagai langkah awal pada tanggal 14 Desember 2011 diadakan sosialisasi awal di Desa Pandansari Kec. Sruweng Kab Kebumen.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar