Jumat, 25 Desember 2009

Surat untuk “ S “

Ketika kutulis surat ini ada rasa yang sulit kulukiskan, semua terasa begitu cepat, detik demi detik peristiwa demi peristiwa berputar putar mengelilingiku.
Sahabat……….
Semakin hari aku terasa kehilangan akal sehat untuk memaknai semua yang ada.
Aku semakin sulit membedakan mana pejuang mana penjilat disaat kekuasaan menjadi sesuatu yang diburu dan uang menjadi alat ukur dan legitimasi segala hal.
Mungkin aku terlalu kuper dengan slogan bahwa melakukan perubahan yang paling cepat dan efektif hanya dengan tangan tangan keuasaan.
Aku juga semakin tak memahami perjuangan untuk membebaskan kemiskinan, ketika semua harus terbingkai dalam balutan program dan kegiatan dengan indicator indicator sebagai tolak ukur keberhasilan dan pergeseran angka angka stastitik sebagai sebagai kesuksesan sedang perubahan perubahan menjadi sesuatu yang tidak bermakna.
Sahabat……….
Aku jadi semakin sulit mebedakan mana pejuang orang miskin dan mana pekerja penaggulangan kemiskinan.
Sahabat …….
Aku juga semakin kehilangan kata kata untuk melanjukan suratku

1 komentar :